Rabu, 29 Oktober 2014

Saluran Transmisi

Pengertian
Merupakan proses penyaluaran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) yang di Saluran pada saluran distribusi tenaga listrik (substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik, baik rumah tangga maupun industri.

Komponen Sistem Tenaga Listrik
Suatu sistem tenaga listrik merupakan interkoneksi 3 bagian utama, yaitu :
·         Sistem pembangkitan
-       Sistem penggerak mula (prime mover)
-       Mekanisme governor
-       Mesin serempak
-       Sistem penguat (exciter)
-       Sistem pengatur tegangan (voltage regulation)
Pengaruh reaksi jangkar dan fluks bocor merupakan reaktans sinkron. Tahanan setiap fasa dari belitan jangkar yang terhubung seri dengan reaktans dapat diabaikan.
·         Sistem penyaluran
-       Salura transmisi
-       Saluran distribusi
-       Trafo daya
-       Trafo distribusi
-       Peralatan pengaman
-       Konpensasi daya reaktif (Kapasitor, reaktor, dll)
Menurut panjangnya, saluran transmisi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
-          Saluran transmisi pendek (short line) yaitu yang panjangnya < 80 km (di bawah 50 mil).
-          Saluran transmisi menengah (medium line) yaitu yang panjangnya antara 80 km – 240 km (50 – 150            mil).
-         Saluran transmisi panjang (long line) yaitu yang panjangnya > 240 km (150 mil keatas).
Parameter-parameter saluran transmisi antara lain : tahanan (resistans), reaktans, kapasitans dan konduktans yang tersebar di sepanjang saluran. Untuk saluran pendek dan menengah, parameter-parameter direpresentasikan secara terpusat (lumped) tidak tersebar secara merata sepanjang saluran.

·         Beban
Dalam penganalisaan tidak diberikan secara detail, tetapi digambarkan sebagai suatu impedans tetap yang menyerap daya dari sistem tenaga listrik. Untuk merepresentasikan suatu beban (P-jQ), harus diketahui variasi daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) terhadap variasi tegangannya. Pada suatu bus, suatu beban mungkin terdiri dari :
-          Motor-motor induksi                         : 50 – 70 %
-          Penerangan dan pemanasan       : 20 – 30 %
-          Motor-motor sinkron                                    : 5 – 10 %
Dalam menganalisa sistem tenaga listrik, ada 3 cara untuk merepresentasikan beban :
  1. Representasi beban dengan daya tetap
Dalam hal ini daya aktif maupun daya reaktif dianggap konstan. Ini digunakan untuk untuk perhitungan aliran daya.
  1. Representasi beban dengan arus tetap
Dalam hal ini arus dihitung sebagai:
dengan :
I = (P - jQ)/V = I Ð (q - φ)
V = V Ð q
   = tan-1 adalah sudut daya (power factor angle)
            Besar arus dijaga konstan.
  1. Representasi beban dengan impedans tetap
Daya yang diserap oleh beban dikonversikan kedalam bentuk impedans seri atau paralel. Ini biasanya digunakan pada studi stabilitas sistem tenaga listrik. Jika P dan Q beban diketahui dan tetap, impedans dihitung dengan :
Z = V / I = V^2 / (P - jQ)
atau
Y = I / V = (P - jQ) / V^2
Untuk menganalisa permasalahan, komponen-komponen tersebut di atas diberikan dalam bentuk rangkaian ekivalennya. Rangkaian ekivalen yang digunakan adalah rangkaian ekivalen satu fasa. Dalam penggambarannya dianggap bahwa sistem tiap fasa dalam keadaan seimbang pada kondisi operasi normal.


Diagram Satu Garis
Diagram sistem tenaga listrik yang sederhana ini sering disebut diagram satu garis (one line diagram). Dengan suatu garis tunggal dan lambang standar, diagram ini menunjukkan saluran transmisi dan peralatan-peralatan yang berhubungan dari suatu sistem tenaga listrik.



Gambar Contoh diagram satu garis suatu sistem tenaga listrik


Diagram Impedans dan diagram reaktans
Diagram impedans dan reaktans yang digambarkan kadang-kadang disebut juga diagram urutan positif (positive sequence diagram) karena diagram tersebut menunjukkan impedansi terhadap arus siembang dalam suatu sistem tiga fasa yang simetris. Diagram ini adalah perubahan dari diagram satu garis.


Gambar Contoh diagram impedansi dari gambar sebelumnya.
Gambar 3. Contoh diagram reaktansi dari gambar 4.

Kuantitas Per Unit
Definisi nilai per unit untuk suatu kuantitas adalah perbandingan kuantitas tersebut terhadap nilai dasarnya yang dinyatakan dalam desimal. Perbandingan (ratio) dalam persentase adalah 100 kali nilai per unit. Metode per unit memiliki kelebihan dibandingkan dengan nilai langsung atau dengan persentase. Kalau dengan nilai langsung nilai yang harus digunakan dalam perhitungan sangat besar, tetapi kalau dengan perunit nilainya yang digunakan relatif kecil. Kalau dinyatakan dengan persentase masih harus dibagi dengan 100 untuk mendapatkan hasil dalam persentase, tetapi kalau dalam per unit hasilnya tetap per unit dan bisa dipakai terus dalam perhitungan dan hasil akhir.
Besaran per unit = Besaran sebenarnya / Besaran dasar dengan dimensi yang sama


Sekian dan terima kasih....
jika ada kesalahan dalam penyusunan kalimat atau kesalahan simbol rumus saya minta maaf y gan ^_^

akhir kata, smoga bermanfaat....